Tema Diskusi: Membumikan Gerakan
Literasi di Bireuen
Hari, Tanggal: Jumat, 13 April
2018
Narasumber : Yarmen Dinamika
(Pembina FAMe)
Notulis: Nurmulya Sapittri
Membumikan Gerakan Literasi di Bireuen
Bireuen, sebagai kota pelajar pertama di Aceh, jantong hate rakyat Aceh, pernah menjadi sejarah tempat bergurunya orang-orang hebat. Bireuen
dikabarkan juga pernah menjadi ibu kota ketiga Indonesia. Bapak proklamator ini dikabarkan
menjalankan roda pemerintahan selama sepekan di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati
Bireuen sekarang). Namun, kisah ini tak tercatat dalam buku sejarah dan tidak
dapat dibuktikan karena sedikitnya tulisan atau bukti akan tujuan Soekarno
datang ke Bireuen.
Tahun 2017 yang lalu, Bupati Bireuen sebelumnya, H. Ruslan
M. Daud juga menerima penghargaan Anugerah Literasi dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Anugerah diberikan karena mampu membangkitkan minat
baca di sekolah. Bireuen dirujuk sebagai
salah satu kota literasi di Aceh.
Lalu bagaimana mewujudkan kota literasi di Bireuen? Dalam
diskusi bersama Yarmen Dinamika, Redaktur
Pelaksana Serambi Indonesia, yang diadakan oleh Forum Aceh Menulis (FAMe)
Chapter Bireuen kali pertama ini sedikit banyak kita membahas terkait hal-hal
tersebut.
Yarmen membuka diskusi dengan membenarkan penggunaan bahasa
dalam menjadi Master of Ceremony
(MC). Beberapa kalimat yang diarahkan adalah:
- Penggunaan “waktu dan tempat disilakan” adalah tidak benar. Artinya kita tidak mempersilakan orang tetapi mempersilakan waktu dan tempat.
- Penggunaan “mempersingkat waktu” adalah tidak benar. Waktu selalu sama, 24 jam per hari. Untuk mengganti kalimat ini, bisa menggunakan “untuk menghemat waktu”.
- Selain ini, ia juga mengoreksi penggunaan kata ‘masif’ dalam pidato pejabat pemerintahan. Tidak ada kata massif dalam kamus KBBI, jika makna yang dituju adalah ‘orang banyak’ maka dapat menggunakan kata ‘massal’.
Yarmen juga menjabarkan bahwa literasi memiliki makna
sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Membaca dan menulis ini
adalah dua hala yang tidak dapat dipisahkan. Untuk meningkatkan kemampuan
literasi maka harus diimbangi dengan banyak membaca.
Literasi juga memiliki makna luas, seperti membaca, menulis,
memahami, menelaah, dll. Jenis-jenis literasi juga banyak, seperti literasi
kesehatan, literasi finansial, literasi digital, literasi data, literasi
kritikal, literasi visual, literasi teknologi, literasi statistik.
Salah satu contoh literasi perpustakaan adalah resensi.
Resensi yang baik mengandung 3C:
- Content (informasi valid)
- Clear (jernih)
- Catching (enak dilihat, seperti sampulnya, ketebalan buku, dll)
Di Era digital ini, literasi juga termasuk copywriting dan steemit. Keahlian copy
writing adalah mampu menerjemahkan produk agar suatu barang dapat terjual
dengan baik. Pekerjaan copy writer
adalah menjual dan menulis konten dengan seni persuasi untuk keperluan
marketing.
Satu keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang penulis
adalah “Siapapun bisa menjadi penulis.” Nil
voluntibus arduum, tak ada yang sukar bagi yang punya kemauan. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa 80 persen
kecerdasan manusia dibangun oleh lingkungan melalui 1) latihan 2) Pembiasaan 3)
Apresiasi.
Dalam agama
islam, terdapat hadist yang berbunyi:
“Menuntut
ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR Ibnu Majah, Nomor 2:241)
Imam Syafiie juga pernah mengatakan:
“Ilmuku selalu bersamaku ke mana pun aku pergi. Kalbuku yang telah
menjadi gudangnya, bukan lagi peti-peti. Bila aku berada di rumah, ilmuku pun
bersamaku di rumah. Bila aku di pasar, ilmuku pun berada di pasar.”
Kita harus meruntuhkan tiga hambatan menulis:
- Menganggap bahwa menulis itu susah
- Merasa tak berbakat sebagai penulis
- Merasa menulis itu tak ada gunanya.
Menurut Yarmen, ada langkah-langkah untuk menulis:
- Observasi, amati sekitar untuk menemukan ide
- Identifikasi, melakukan kualifikasi peristiwa dan kerangka penulisannya
- Aplikasi, mulailah menulis!
- Tema dan judul memiliki kesesuaian
- Ada data dan analisis yang brilian
Yarmen juga menjelaskan metode-metode penulisan yang bisa
digunakan, yaitu:
- Topik sedang in atau hangat diperbincangkan
- Topik merupakan sesuatu yang baru
- Menggunakan prinsip One Paragraph One Idea
- Memakai transisional (Ilmu bagi penulis untuk pindah ke paragraf baru, baik untuk alasan estetika dan lainnya
- Less is more (ringkas adalah lebih)
- Pindahkan secara selektif catatan, rekaman, dan ingatan dalam catatan
- Berikan ruh atau cahaya terhadap tulisan anda agar ia mencerahkan atau bermanfaat bagi pembaca.
- Practical Benefit artinya praktis dan memberikan manfaat yang cepat
- Intelectual benefit artinya member pengetahuan kepada pembaca dan ini penting untuk menjawab keresahan masyarakat
- Emotional benefit untuk menggugah rasa pada pembaca
- Spiritual benefit
Kualitas tulisan ditentukan oleh:
- Ide kreatif
- Bahan
- Bahasa
- Teknik penyajian
Menutup acara, Yarmen mengajak
semua peserta untuk meningkatkan gerakan literasi di Bireuen. Ke depannya, FAMe
Bireuen akan melakukan pertemuan rutin mingguan. Yuk mulai menulis!
0 komentar:
Posting Komentar