Sabtu, 14 April 2018



Tema Diskusi: Membumikan Gerakan Literasi di Bireuen
Hari, Tanggal: Jumat, 13 April 2018
Narasumber : Yarmen Dinamika (Pembina FAMe)
Notulis: Nurmulya Sapittri

Membumikan Gerakan Literasi di Bireuen
Bireuen, sebagai kota pelajar pertama di Aceh, jantong hate rakyat Aceh, pernah menjadi sejarah tempat bergurunya orang-orang hebat. Bireuen dikabarkan juga pernah menjadi ibu kota ketiga Indonesia. Bapak proklamator ini dikabarkan menjalankan roda pemerintahan selama sepekan di Kantor Divisi X (Pendopo Bupati Bireuen sekarang). Namun, kisah ini tak tercatat dalam buku sejarah dan tidak dapat dibuktikan karena sedikitnya tulisan atau bukti akan tujuan Soekarno datang ke Bireuen.

Tahun 2017 yang lalu, Bupati Bireuen sebelumnya, H. Ruslan M. Daud juga menerima penghargaan Anugerah Literasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Anugerah diberikan karena mampu membangkitkan minat baca  di sekolah. Bireuen dirujuk sebagai salah satu kota literasi di Aceh.

Lalu bagaimana mewujudkan kota literasi di Bireuen? Dalam diskusi bersama Yarmen Dinamika, Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, yang diadakan oleh Forum Aceh Menulis (FAMe) Chapter Bireuen kali pertama ini sedikit banyak kita membahas terkait hal-hal tersebut.

Yarmen membuka diskusi dengan membenarkan penggunaan bahasa dalam menjadi Master of Ceremony (MC). Beberapa kalimat yang diarahkan adalah:
  • Penggunaan “waktu dan tempat disilakan” adalah tidak benar. Artinya kita tidak mempersilakan orang tetapi mempersilakan waktu dan tempat.
  • Penggunaan “mempersingkat waktu” adalah tidak benar. Waktu selalu sama, 24 jam per hari. Untuk mengganti kalimat ini, bisa menggunakan “untuk menghemat waktu”.
  • Selain ini, ia juga mengoreksi penggunaan kata ‘masif’ dalam pidato pejabat pemerintahan. Tidak ada kata massif dalam kamus KBBI, jika makna yang dituju adalah ‘orang banyak’ maka dapat menggunakan kata ‘massal’.

Yarmen juga menjabarkan bahwa literasi memiliki makna sebagai kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Membaca dan menulis ini adalah dua hala yang tidak dapat dipisahkan. Untuk meningkatkan kemampuan literasi maka harus diimbangi dengan banyak membaca.

Literasi juga memiliki makna luas, seperti membaca, menulis, memahami, menelaah, dll. Jenis-jenis literasi juga banyak, seperti literasi kesehatan, literasi finansial, literasi digital, literasi data, literasi kritikal, literasi visual, literasi teknologi, literasi statistik.

Salah satu contoh literasi perpustakaan adalah resensi. Resensi yang baik mengandung 3C:
  1. Content (informasi valid)
  2. Clear (jernih)
  3. Catching (enak dilihat, seperti sampulnya, ketebalan buku, dll)
Di Era digital ini, literasi juga termasuk copywriting dan steemit. Keahlian copy writing adalah mampu menerjemahkan produk agar suatu barang dapat terjual dengan baik. Pekerjaan copy writer adalah menjual dan menulis konten dengan seni persuasi untuk keperluan marketing.

Satu keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah “Siapapun bisa menjadi penulis.” Nil voluntibus arduum, tak ada yang sukar bagi yang punya kemauan. Hal ini sesuai dengan penelitian bahwa 80 persen kecerdasan manusia dibangun oleh lingkungan melalui 1) latihan 2) Pembiasaan 3) Apresiasi.

Dalam agama islam, terdapat hadist yang berbunyi:
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” (HR Ibnu Majah, Nomor 2:241)

Imam Syafiie juga pernah mengatakan:
“Ilmuku selalu bersamaku ke mana pun aku pergi. Kalbuku yang telah menjadi gudangnya, bukan lagi peti-peti. Bila aku berada di rumah, ilmuku pun bersamaku di rumah. Bila aku di pasar, ilmuku pun berada di pasar.”

Kita harus meruntuhkan tiga hambatan menulis:
  1. Menganggap bahwa menulis itu susah
  2. Merasa tak berbakat sebagai penulis
  3. Merasa menulis itu tak ada gunanya.


Menurut Yarmen, ada langkah-langkah untuk menulis:
  1. Observasi, amati sekitar untuk menemukan ide
  2. Identifikasi, melakukan kualifikasi peristiwa dan kerangka penulisannya
  3. Aplikasi, mulailah menulis!
Hal-hal yang dinilai juri dalam sebuah lomba kepenulisan:
  1. Tema dan judul memiliki kesesuaian
  2. Ada data dan analisis yang brilian
Yarmen juga menjelaskan metode-metode penulisan yang bisa digunakan, yaitu:
  • Topik sedang in atau hangat diperbincangkan
  • Topik merupakan sesuatu yang baru
  • Menggunakan prinsip One Paragraph One Idea
  • Memakai transisional (Ilmu bagi penulis untuk pindah ke paragraf baru, baik untuk alasan estetika dan lainnya
  • Less is more (ringkas adalah lebih)
Orang yang menulis secara ringkas dan mewakili banyak komponen. Hindari octopus writing, ibarat cumi-cumi ketika didekati orang maka mengeluarkan semua tinta hitamnya. Ini bisa disebabkan karena banyak kata-kata yang tidak penting. Literasi modern memiliki inti pada keringkasan. Masih menurut Yarmen, kita harus membuang yang tidak perlu dan meringkas sisanya. Pembaca juga lebih mudah memahami inti daripada yang panjang. Ini hanya menyebabkan mubazir kata.
  • Pindahkan secara selektif catatan, rekaman, dan ingatan dalam catatan
  • Berikan ruh atau cahaya terhadap tulisan anda agar ia mencerahkan atau bermanfaat bagi pembaca.
Tulisan yang baik:
  • Practical Benefit artinya praktis dan memberikan manfaat yang cepat
  • Intelectual benefit artinya member pengetahuan kepada pembaca dan ini penting untuk menjawab keresahan masyarakat
  • Emotional benefit untuk menggugah rasa pada pembaca
  • Spiritual benefit
Kualitas tulisan ditentukan oleh:
  • Ide kreatif
  • Bahan
  • Bahasa
  • Teknik penyajian
Teknik penyajian bisa disampaikan dalam berbagai bentuk, seperti berita, opini dan tulisan akademik


Menutup acara, Yarmen mengajak semua peserta untuk meningkatkan gerakan literasi di Bireuen. Ke depannya, FAMe Bireuen akan melakukan pertemuan rutin mingguan. Yuk mulai menulis!



Tagged: , ,

0 komentar:

Posting Komentar