Jumat, 30 Desember 2011


Magic Friends
Gak nyangka waktu masuk di sekolah ini. Waa.. orang Aceh semua.. gak pernah aku nyangka bisa satu sekolah sama penghuninya adalah orang Aceh semua. Dari SD sampai SMP aku sekolah semua orang-orang Jawa dan Batak, eh malah waktu SMA, Aceh semua. Emmm… gimana ya.. aku kurang bisa Bahasa Aceh. Orang-orang Aceh ini pasti ketawain and ngeliatin aku dari kaki sampai kepala. Gubrak deh.. Ndeso..
          Kulirik sekelilingku, hmmm,, kayaknya mereka memandang ku dengan aneh. Samar-samar ku dengar mereka berbisik ..
“Eh anak mana tuh? kok aneh banget?”Seorang anak berbadan kutilang alias kurus tinggi langsing berbisik dengan temannya.
“Ajaib ya, dari planet Mars Kali.. Liat aja jilbabnya yang amburadul and cerewetnya minta ampun…”Temannya menimpali sambil duduk dihadapanku.
Hmmm…Sabar ya Irna, mendingan aku berkenalan aja sama mereka, daripada mereka negative thingking sama aku.
          Dengan wajah malas ku dekati mereka, “Hai aku Irna, nama kalian siapa?” Ku ulur tangan ku pada mereka.
          Si Kutilang Kembali memandangku. Uhh kesel,” Ga ada kerjaan lain apa ini anak?” Batinku dalam hati.
          “Aku Ayu” Jawab Si kacamata hitam . “Lia”, Kutilang ikut menyahut. “Oh, Nice to meet you!”Ucapku sambil tersenyum.
          Teng... Teeng..
Suara bel yang cempreng itu pun berbunyi. Anak-anak kelas satu akan ada pembagian kelas, akhirnya aku terhempas ke kelas satu enam.
***
          Awalnya kelas yang super hancur lebur, berantakan dalam satu detik sunyi-senyap ketika sebuah bayangan dari balik pintu mendekati kelas X. 6. Tanpa dikomando Kami pun berteriak “Awwww..Tuyul Datang”
          “Mana tuyul???” Dengan emosi yang meledak Wali kelas kami mengeluarkan kata-katanya dari mulutnya yang berbusa.
          Akhirnya 15 menit kemudian kami sampai pada sesi perkenalan. Satu-persatu siswa memperkenalkan diri di depan kelas. Akhirnya Irna pun bangun dari bangkunya dan memperkenalkan diri kepada siswa lainnya.
          “Baiklah, mana saya Irna. Asal sekolah Limau Mungkur. Aku dari Aceh Tamiang” Dengan senyum manis ku ucapkan kata-kata itu.
          “oh, pantaslah” Seisi kelas mulai riuh rendah berbisik-bisik sambil menoleh kepada ku. Aku pun melanjutkan lagi , “Cita-cita ku menjadi guru. Sekarang saya tinggal di Meunasah Timu. Baiklah sekian dari saya. Saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.”
***
          Setalah sesi perkenalan, Irna segera menuju ke kantin. Dia berjalan seperti di kejar hantu. Kalau dipikir-pikir, pantaslah dia berjalan demikian, perutnya sudah bernyanyi sich.
          “ Bruuuukkk..” Ulya tersungkur ke tanah dengan suara seperti petir menyambar. “ Eh, Siapa sich lo? Kalau jalan pake mata”
          Hmmm Dia lagi ( sahut Irna dalam hati) . “Heh, kamu tuch ya jalan ga pake noleh kiri kanan  udah pake mata kaca masih aja rabun ! Apa perlu aku bawa kaca spion”
Ulya hanya terdiam dan berpikir dalam hati “Aneh ini cewek, seumur hidup aku baru kali ini liat cewek amburadul seperti dia, Sebel deh”
          “ Heh Irna botak, eh salah, maksud ku batak. Mau apa kamu marah-marah sama aku. Udah tau kamu yantg salah. Eyalahh apa mau aku antar kamu ke kampong Jowo, Kamu itu orang baru disini, udah sok nyebelin, Heran Dech!!”
          “Eh mentang-mentang kamu dah lama disini. Kamu sok berkuasa gitu!! Emang siapa Elo?? Eh dengar ya… kita sama-sama kelas satu. Jadi jangan sok belagu” Ujar Irna berapi-api.
          Seisi kantin menoleh kepada mereka. Mereka menatap Irna dan Ulya beradu mulut di Kantin. Bu kantin pun hanya bias mengusap dada melihat tingkah mereka.
          Lia dan Ayu yang juga berada di situ mencoba melerai mereka. “ Cukup-cukup , kalian itu mengganggu ketenangan seisi kantin. Liat tuh orng-orang pada nggak mood liat muka kalian” lerai Ayu sedikit berapi-api.
“Sudah-sudah kalian punya masalah apa sih, lebih baik diselesaikan baik-baik. Nggak usah pake berantem”
          “ Ah Lu nggak usah sok jadi pahlawan Hero deh, ini  urusan aku, Kamu minggir sana”Teriak Irna dengan muka merah.
          Tiba-tiba dibelakang meerka muncul Super Hero, upss Kepala sekolah maksudnya. Secara gitu sejak kapan sih ada super Hero di Indonesia. Hehehe..
          Nah, Maksud ku Super Hero adalah Kepala sekolah. “Apa-apaan ini ? Ayo ikut saya ke kantor”
          “hah. Ke kantor. Aku nggak mau. Ini semua salah Batak “ ujar Ulya membela diri.
          “eh rabun, kamu tu yang salah. ternyata kamu benar-benar rabun, pantas ga tau mana yang benar mana yang salah”
***
          Suasana di ruang kantor semakin mencekam. Ish Seram banget. Apalagi mukanya kepsek, udah kayak Limbad yang di The Master dech.. Iiihh.. tambah takut..
          “Ulyaaa,, aku takut” ujar irna dengan wajah mengerikan. “Hmm udah merasakan? Makanya ngaku aja kenapa sih” Jawab Ulya.
          “Asal kamu tau ya. Aku bukan takut di hukum, tapi aku takut liat monster itu”  Ujar Irna membela.
          “ Hahaha.. Yang mana? Aneh lu. Nggak banget dech”
          Kepala sekolah mulai mengobar-ngobarkan petuahnya yang membutuhkan waktu selama 360 detik alias 1 jam. Heehee.. tumben aku pinter.
***
Setelah mendapatkan kata-kata mutiara dari Bapak Kepsek, kami segera ke kelas untuk melanjutkan belajar. Untung Cuma dapat petuah dan nggak di hukum.
Ayu dan Lia pun berkomentar tentang kejadian di kantin tadi. “ Eh, menurut kami, kenapa kalian nggak baikan aja, enak tau berteman. Kita bisa bareng-bareng dan bisa jadi sahabat sejati.”
“lagi pula tadi tidak sengaja. Itu wajar-wajar aja” Lia menimpali perkataan Ayu
“Hmm.. denger tuh kata Lia, kita ini seharusnya bersaudara, masak baru kenal udah berantem, nggak baik tau”Ayu melanjutkan nasehatnya.
“Okay deh, aku ngaku salah ,maaf  ya Ulya.. emang aku yang salah. Aku jalannya terburu-buru.. hehee” Senyum Irna sumringan sambil menampakkan gigi behelnya.
 “Aha.. “Ulya langsung berpelukan dengan Irna.
“Ya sudah kalian udah baikan, jadi jangan berantem lagi ya!
“Berpelukan” Ujar mereka berempat. “
Wah ada teletubbies! Teriak seisi kelas.
Inilah keajaiban persahabatan yang akan kami bina selamanya.
***


Fren 4 Ever


Created by Nurmulya Safitri, Ulya Mulyani, Irna Dewi, and Rahayu :)

Tetaplah tersenyum...
Bersinarlah dengan cahaya intan
Pancarkan aura ceria mu itu
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu...
Siapa pun yang memandangmu
Akan tersenyum bahagia
Tunjukkan pada dunia
Kau adalah harapan mereka
Mendung dan hujan hal biasa


Cahaya mu bak Dewi dari khayangan
Kau melambaikan selendang sutra mu itu
Menghapus asa...
Menepis galau dari wajah mereka


Jangan lama engkau meredup
Insan dunia merindukan mu
Ekspresikan dirimu
Wujudkan mimpi insan dunia