Jumat, 26 April 2013


“Anda adalah calon pemimpin masa depan, ciptakan kemandirian dengan berorganisasi”, begitulah bunyi kata-kata penyemangat yang ku temukan di brosur LPM SA ketika MOSKA. Kata itu perlahan-lahan menyelinap ke alam bawah sadarku. Merekam semua kejadian, menyimpannya, untuk suatu dimensi waktu bersama masa depan. Persis seperti saat ini. Hari itu aku duduk di barisan tengah, menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan kakak-kakak LPM SA. Disana , mereka menanyakan banyak hal, mulai dari kenapa harus berorganisasi, tujuan berorganisasi apa, dan masih banyak lagi cerita lainnya bertemakan “ Untold Story 0f Organization”.
Aku juga mengikuti Pendidikan Dasar Organisasi (PDO) Lembaga Pers Mahasiswa Suara Almuslim (LPM SA). Disana Aku diajarkan tentang Demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), Bagaimana mengatakan tidak pada korupsi dan berpikir kritis yang membawa perubahan negara dan bangsa. Aku berbinar-binar, bukan karena aku cerdas, tapi lebih karena melihat hal kelewat ajaib di dunia. Saat itu yang kutahu jurnalis itu adalah orang luar biasa pandai, dan cerdas tak ketulungan. Sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa menjadi jurnalis dan hebat di ranah penulisan, bukan orang-orang yang awam seperti aku dan masih banyak bukan-bukan yang lain. Nah, muda-muda begini sudah keren? Wah, betapa inginnya hati ku. Kalau dianya bisa, kenapa saya yang jauh lebih muda tidak?
Selain pendidikan dasar organisasi, aku juga diajarkan tentang pendidikan dasar jurnalis. aku belajar bagaimana menulis sebuah berita yang baik dan bagaimana cara mewawancarai seorang narasumber. Aku juga diberikan kesempatan mewawancarai orang-orang sekitar masyarakat Peusangan dan merasakan langsung pahitnya kehidupan. Aku juga belajar berorasi sebagai orator dalam berdemonstrasi dan membuat peta sosial.
Kira-kira begitulah suasana saat aku pertama kali mengenal keluarga ini, LPM SA namanya. Rasanya semua serba sakral, merah putih macam bendera Indonesia. Lambat laun kebersamaan semakin kental, semua menjadi lebih indah berwarnakan pelangi. Namun begitu waktu berjalan, meski dengan kapasitas pas-pasan, akhirnya dengan berbagai proses pendidikan, Pantai Kuala menjadi saksi pengukuhan “3 Dewi”, sebagai angkatan baru LPM SA. Dan untuk menjadi anggota tetapa kami harus melewati proses magang selama 3 bulan. Aku bersyukur bisa menjadi bagian dari indahnya pelangi warna LPM SA. Yang penting itu bisa menjadikan ku lebih peka sosial, setidaknya aku bisa menelusuri pelangi masa depan ini bersama LPM SA.

Salam alaykom jame baro trok
Tameng jak piyoh ateuh tika
Ranup kamoe bi bapak neupajoh
Hana kamo boh racon ngon tuba

Hai aneuk nyo laen hai adoe e
Salam alaykom.. Allah
Laen hai adoe e
Jame baro trok.. Sambot..

Hai laot sa dila ombak meuh
Alon kapai ie ek tren meulumba
Lumba hai bacut teuk
Salah bukon sah, lah lon awai phon
Salah awai bak gata
Hai laot sa

Hai aneuk nyo laen hai adoe e
Lagu ka abeh,.. Allah
Laen hai adoe e yg kamoe hidang.. Sambot..
Laen hai adoe e
Lagu ka abeh.

*bersenandung di pagi hari :)