Dear Hujan,
sampaikan sejuta senyum itu untuknya.
Katakan, senyum itu masih sama
Ya, sama saat tiap butiran itu menyapa
jendela bening
Masih jutaan, bukan?
Hujan,
Sampaikan,
Aku adalah dia yang lain
Yang bisa ia percayai selain dirinya
sendiri
Dia tak perlu sembunyi lagi
Tanganku masih cukup kuat menggenggamnya
Sesuatu masih menggema dalam sujud malamku
Semoga menguatkannya selalu
Hujan, dia berbeda
Dia tak munafik seperti lainnya yang ku
kenal
Yang selalu datang hanya untuk memuji,
kemudian memaki di belakang
Dia berani menegurku, memarahiku,
menamparku sehalus duri
Hujan,
Jika luka silam dan perih jiwa telah
menyiksa hidupnya
Nasehatkan, biarkan semua berlalu
Tinggalkan semua itu
Masih banyak lembaran putih yang bisa ia
perjuangkan
Hujan,
Tuturkan aku bangga padanya.
Rasa bangga atas setiap perjuangannya
Kita sudah terbuka menghitung waktu
Dan kita telah berjanji untuk selalu
bersama menghitungnya, bukan?
Dan hingga aku anggap saat ini semua masih
berlaku
Hujan,
Pintalah padanya, teruslah menghitung waktu.
Jika ia lupa, akan kupinjamkan kembali
setiap waktu itu
Memulai lagi, lagi dan lagi
Aku juga pernah sakit
Sama sepertinya
Jadi aku mengerti cara menghitung waktu
yang baik
Hujan,
Dengarkanlah jujurku, betapa berat
menasehatinya
Bukan karenanya, tapi nasehat itu juga
masih berlaku padaku
Aku bilang jangan begadang,
Lihat, aku masih begadang saat jam
berdetang di angka 12
Aku bilang jangan malas, oh dia pasti lebih
tahu bagaimana kabar tugas akhirku
Tapi karenanya, aku selalu berjuang tak
munafik dengan kata-kata ku sendiri
Dan sekarang anggap saja kita sama-sama
sakit
Dan sama-sama butuh disembuhkan
Hujan,
Hanturkan terima kasihku atas setiap
ketulusannya
Keceriaannya
Aku suka dengan pertanyaan-pertanyaan
uniknya
Meskipun aku tak selalu mampu menjawabnya
di detik itu
Katakan, aku selalu mencari tahu cara
menjawabnya
Karena itu, untuk setiap pertanyaannya maka
aku selalu punya jawaban
Seingatku, aku masih punya dua jawaban yang
belum tersampaikan padanya.
Lupa dan Angin
Ya, dua itu
Bukan aku tak tau jawabannya, tapi aku tak
yakin kau siap untuk mendengarnya
Atau aku yang tak kuat menjelaskan dengan
gamblang
Hujan,
Ingatkan dia juga
ia terkadang sungguh menyebalkan
Menghilang tanpa meninggalkan pesan
Padahal aku hanya ingin dia memanggil,
"Kakakku"
Dan itu mencemaskan
Hujan,
Maafkanlah aku yang terlalu banyak menitip
pesan padamu
Aku tidak mampu berbahasa lagi
Sapaan itu selalu seperti angin
Berlalu dan menghilang
Sekalipun, tanpa atau ada
Sikapku kepadanya akan tetap sama
Disampingnya
Hujan, pesanku sampai di sini dulu
Sering-seringlah datang
Akan ku hadiahkan ribuan kata jika aku
telah mampu berbahasa lagi
0 komentar:
Posting Komentar