Jumat, 23 Oktober 2015

Puisi hanya dapat dimengerti oleh si penulis itu sendiri dan Allah. Selain itu, aku pun tak pandai bersyair, tidak juga bernarasi panjang. Hanya sebuah tulisan untuk Rindu. Pembaca tidak perlu telalu serius. Happy reading!

Sebuah catatan untuk Rindu
Aku rindu...
Aku benar-benar rindu pada mu.
Laiknya tanah gersang pada sang hujan
Pulanglah sejenak saja, Rindu...
Aku rindu melihat senyummu.
Aku rindu mendengar setiap nada indah mu

Kadang aku bertanya
Pada setiap dentingan sunyi
Kenapa kau semakin jarang menghampiri kami
Ya, kami..
Karena kau jua menyisakan rindu untuk mereka
Pada jiwa muda di sini
Masih mendambakan harum jiwa mu

Tanpa ku tanya mengapa
Kau telah menjawab lebih cepat
Mungkin kau telah mampu mengetahu isi hati ini

Selalu saja, alasan mu tak pernah bisa ku resapi
Terlalu hambar bagiku
Kau bilang tak punya waktu
Tapi kau selalu hadir menyapa yang lain
Mengapa aku, kami.. tidak?
Kau bilang sibuk ke utara dan selatan
Tapi tak bisakah untuk sejenak?

Ataukah kau punya alasan lain
Yang tak mampu kau bisikkan pada ku
Apakah kau mencoba pergi ?
Mungkinkah aku pernah penggores hatimu

Kau tahu, pertanyaan terakhir itu selalu ku coba jawab sendiri
Tak peduli itu benar atau salah
Mungkin aku sengaja menggores hati mu
Berteriaklah jika memang begitu
Karena hati ku sudah tak bisa bertahan
Pada hari yang semakin sepi

Jangan tinggalkan mereka
Muda-mudi penuh harap pada mu
Rindu,
Ubahlah dentingan sunyi ini

Bersama, seperti janji kita di dalam deru ombak itu