Jumat, 14 Oktober 2016



Dear Hujan,
sampaikan sejuta senyum itu untuknya.
Katakan, senyum itu masih sama
Ya, sama saat tiap butiran itu menyapa jendela bening
Masih jutaan, bukan?

Hujan,
Sampaikan,
Aku adalah dia yang lain
Yang bisa ia percayai selain dirinya sendiri
Dia tak perlu sembunyi lagi
Tanganku masih cukup kuat menggenggamnya
Sesuatu masih menggema dalam sujud malamku
Semoga menguatkannya selalu

Hujan, dia berbeda
Dia tak munafik seperti lainnya yang ku kenal
Yang selalu datang hanya untuk memuji, kemudian memaki di belakang
Dia berani menegurku, memarahiku, menamparku sehalus duri

Hujan,
Jika luka silam dan perih jiwa telah menyiksa hidupnya
Nasehatkan, biarkan semua berlalu
Tinggalkan semua itu
Masih banyak lembaran putih yang bisa ia perjuangkan

Hujan,
Tuturkan aku bangga padanya.
Rasa bangga atas setiap perjuangannya
Kita sudah terbuka menghitung waktu
Dan kita telah berjanji untuk selalu bersama menghitungnya, bukan?
Dan hingga aku anggap saat ini semua masih berlaku

Hujan,
Pintalah padanya, teruslah menghitung waktu.
Jika ia lupa, akan kupinjamkan kembali setiap waktu itu
Memulai lagi, lagi dan lagi
Aku juga pernah sakit
Sama sepertinya
Jadi aku mengerti cara menghitung waktu yang baik

Hujan,
Dengarkanlah jujurku, betapa berat menasehatinya
Bukan karenanya, tapi nasehat itu juga masih berlaku padaku
Aku bilang jangan begadang,
Lihat, aku masih begadang saat jam berdetang di angka 12
Aku bilang jangan malas, oh dia pasti lebih tahu bagaimana kabar tugas akhirku
Tapi karenanya, aku selalu berjuang tak munafik dengan kata-kata ku sendiri
Dan sekarang anggap saja kita sama-sama sakit
Dan sama-sama butuh disembuhkan

Hujan,
Hanturkan terima kasihku atas setiap ketulusannya
Keceriaannya
Aku suka dengan pertanyaan-pertanyaan uniknya
Meskipun aku tak selalu mampu menjawabnya di detik itu
Katakan, aku selalu mencari tahu cara menjawabnya
Karena itu, untuk setiap pertanyaannya maka aku selalu punya jawaban
Seingatku, aku masih punya dua jawaban yang belum tersampaikan padanya.
Lupa dan Angin
Ya, dua itu
Bukan aku tak tau jawabannya, tapi aku tak yakin kau siap untuk mendengarnya
Atau aku yang tak kuat menjelaskan dengan gamblang

Hujan,
Ingatkan dia juga
ia terkadang sungguh menyebalkan
Menghilang tanpa meninggalkan pesan
Padahal aku hanya ingin dia memanggil,
"Kakakku"
Dan itu mencemaskan

Hujan,
Maafkanlah aku yang terlalu banyak menitip pesan padamu
Aku tidak mampu berbahasa lagi
Sapaan itu selalu seperti angin
Berlalu dan menghilang
Sekalipun, tanpa atau ada
Sikapku kepadanya akan tetap sama
Disampingnya

Hujan, pesanku sampai di sini dulu
Sering-seringlah datang
Akan ku hadiahkan ribuan kata jika aku telah mampu berbahasa lagi