Angkatan Perubahan KPK |
Beberapa waktu yang lalu aku
berkesempatan kembali belajar tari saman. Aku bukan penari, tapi sesekali aku
belajar menari, khususnya tari saman. Aku belajar karena memang kebutuhan.
Kebutuhan untuk menampilkan persembahan budaya pada beberapa kegiatan
kepemudaan yang aku ikuti. Untuk keterwakilan provinsi, biasanya pihak panitia
selalu memberitahu peserta untuk mempersiapkan sebuah pertunjukan saat malam
persembahan kebudayaan daerah masing-masing. Lagu, syair, tarian, baju adat
adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Aku bahkan punya satu set pakaian adat
Aceh milik sendiri.
Setiap akan mengikuti event, aku sudah
pasti menemui kawanku untuk mengajari kembali. Semester awal kuliah dulu, aku
sempat melirik beberapa kawan di sanggar. Tidak untuk menjadi ahli, hanya agar
aku bisa menampilkan kebudayaan sendiri kepada orang luar. Jika kamu punya
cita-cita atau kegiatan yang sama sepertiku, kusarankan lebih baik mulai
mempelajari kebudayaan sendiri.
Aku juga bukan orang yang kinestetik,
jadi menghafal gerakan bukanlah hal yang mudah bagiku tetapi aku terus mencoba.
Aku biasanya hanya butuh menghafal enam atau gerakan saja. Itu sudah lebih dari
cukup untuk tampil solo dan tanpa syeikh.
Berikut beberapa movement dan syair yang kupelajari:
Salammu’alaikum
warahmatullah
Jaroe
dua blah ateuh jeumala
Jaroe
lon siploh di ateuh ulee
Meu’ah
lon lake bak kawom dum na
Jaroe
lon siploh di ateuh uboen
Salam
mu’alaikum
Lon
tegor sapa
(2
X)
Salammu’alaikum
Jame
baro troh
Tameng
jak piyoh u ateuh tika
Ranup
kamoe brie bapak neupajoh
Hana
kamoe boh racon ngon tuba
Aroh
pulo pineung
Jibeudoh
geulumbang tujoh
Lampoh
patah mayang
Di
dalam minyeuk meulaboh
Dile
laot pasi dodaidi ta tarek pukat
Pukat
ta tarek ta tarek lam laot raya
Lam
puteh tuleung lon tuleung long
Di
dalam jerat
Manteng
teuingat teuingat muka gata
Hai
laot sa dila ombak meu
Aloen
kapai ie ek tren meulumba
Lumba
hai bacut teuk
Salah
bukon sa lah lon awai phon
Salah
awai bak gata
Hai
laot sa
Hai
aneuk nyoe lagu ka habeh
Yang
kamoe hiding
Kamoe
meuriwang
Uroe
ka jula
Sambot
Meunyo
na salah dari kamoenyo
Peumeuh’ah
kamoe aneuk Aceh
Ya hanya itu saja, sebenarnya ini lebih
kepada tari kreasi, tidak bisa dikatakan tari Saman. Menurut beberapa referensi
yang kubaca, tari saman dibawakan oleh kaum pria, sedangkan jika ditarikan oleh
kaum wanita maka disebut tari ratoeh jaroe. Jadi kurasa tidak ada yang perlu
nyinyir atau apalah namanya. Selama kamu cinta kebudayaanmu sendiri, sudah
lebih dari cukup kok. Belajar dari hal yang kecil dan apa saja yang kamu sukai.
Kalau kamu tanya aku, aku pilih menari Saman menurut versiku sendiri!
Mantap kak Lia, ajarin sekali-kali, haha
BalasHapusYuk Naf, gerakkan kaki terus Haha
HapusAjari loen juga dong, soalnya pernah belajar hasilnya nol besar �� ��
BalasHapusMariiii, kita tambah angka satu di depan nol. haha
Hapus