Selasa, 20 Februari 2018



Angkatan Perubahan KPK

Beberapa waktu yang lalu aku berkesempatan kembali belajar tari saman. Aku bukan penari, tapi sesekali aku belajar menari, khususnya tari saman. Aku belajar karena memang kebutuhan. Kebutuhan untuk menampilkan persembahan budaya pada beberapa kegiatan kepemudaan yang aku ikuti. Untuk keterwakilan provinsi, biasanya pihak panitia selalu memberitahu peserta untuk mempersiapkan sebuah pertunjukan saat malam persembahan kebudayaan daerah masing-masing. Lagu, syair, tarian, baju adat adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Aku bahkan punya satu set pakaian adat Aceh milik sendiri.

Setiap akan mengikuti event, aku sudah pasti menemui kawanku untuk mengajari kembali. Semester awal kuliah dulu, aku sempat melirik beberapa kawan di sanggar. Tidak untuk menjadi ahli, hanya agar aku bisa menampilkan kebudayaan sendiri kepada orang luar. Jika kamu punya cita-cita atau kegiatan yang sama sepertiku, kusarankan lebih baik mulai mempelajari kebudayaan sendiri.

Aku juga bukan orang yang kinestetik, jadi menghafal gerakan bukanlah hal yang mudah bagiku tetapi aku terus mencoba. Aku biasanya hanya butuh menghafal enam atau gerakan saja. Itu sudah lebih dari cukup untuk tampil solo dan tanpa syeikh.

Berikut  beberapa movement dan syair yang kupelajari:

Salammu’alaikum warahmatullah
Jaroe dua blah ateuh jeumala
Jaroe lon siploh di ateuh ulee
Meu’ah lon lake bak kawom dum na

Jaroe lon siploh di ateuh uboen
Salam mu’alaikum
Lon tegor sapa

(2 X)
Salammu’alaikum
Jame baro troh
Tameng jak piyoh u ateuh tika
Ranup kamoe brie bapak neupajoh
Hana kamoe boh racon ngon tuba

Aroh pulo pineung
Jibeudoh geulumbang tujoh
Lampoh patah mayang
Di dalam minyeuk meulaboh
Dile laot pasi dodaidi ta tarek pukat
Pukat ta tarek ta tarek lam laot raya
Lam puteh tuleung lon tuleung long
Di dalam jerat
Manteng teuingat teuingat muka gata

Hai laot sa dila ombak meu  
Aloen kapai ie ek tren meulumba
Lumba hai bacut teuk
Salah bukon sa lah lon awai phon
Salah awai bak gata
Hai laot sa

Hai aneuk nyoe lagu ka habeh
Yang kamoe hiding
Kamoe meuriwang
Uroe ka jula
Sambot
Meunyo na salah dari kamoenyo
Peumeuh’ah kamoe aneuk Aceh

Ya hanya itu saja, sebenarnya ini lebih kepada tari kreasi, tidak bisa dikatakan tari Saman. Menurut beberapa referensi yang kubaca, tari saman dibawakan oleh kaum pria, sedangkan jika ditarikan oleh kaum wanita maka disebut tari ratoeh jaroe. Jadi kurasa tidak ada yang perlu nyinyir atau apalah namanya. Selama kamu cinta kebudayaanmu sendiri, sudah lebih dari cukup kok. Belajar dari hal yang kecil dan apa saja yang kamu sukai. Kalau kamu tanya aku, aku pilih menari Saman menurut versiku sendiri!