Malam
hari sepulang tarawih, saya berbincang-bincang dengan seorang dokter. Dokter
adalah profesi yang sangat dielu-elukan oleh sebagian besar orang. Dokter
mempunyai tugas mulia untuk membantu mengobati kita.
Saya
sebut saja dokter ini, dr. Aminah, beliau sudah 5 tahun menjadi dokter. Saya
bertanya tentang suka duka menjadi eorang dokter.
“Ada
rasa bahagia jika kita berhasil membantu seseorang untuk sembuh. Seorang dokter
tidak hanya bertugas menyuntik dan memberi obat, tetapi juga harus memotivasi
pasiennya untuk sembuh, dan bangkit dari cobaan”, tutur beliau.
Saya
lanjut bertanya,”Lalu adakah dukanya menjadi dokter?”
Beliau
tersenyum,”Tentu, semua profesi memiliki suka duka, saya sangat berhati-hati
dalam membantu penyembuhan pasien, saya tidak ingin ada kesalahan obat, dan
lain sebagainya. Pernah suatu ketika saya mendapat pasien seorang bayi berusia
6 bulan, miris sekali, inilah tugas seorang dokter sebenarnya, dengan tangan
mulianya seorang dokter menyentuh hatinya untuk menolong”.
“Saya
bahkan juga sangat miris jika ada yang mengatakan dokter hanya bertugas memberi
obat, kemudian menerima uang, bukan hanya itu saya katakan!”
Beliau
melanjutkan, “Dokter harus bekerja dari hati, mengeluarkan sekuat tenaga membantu
pasien. Sebenarnya semua orang bisa menjadi dokter. Mindset orang Indonesia
harus diubah. Dokter bukan hanya orang yang berseragam putih. Tapi orang yang berusaha
membantu sepenuh hati, walaupun hanya satu orang yang kita tolong. Bahkan
seorang petani bisa dikatakan seorang dokter karena dia telah menyediakan beras
untuk ratusan orang agar bisa bertahan hidup, apalagi jika padi yang ditanam
adalah padi organik, Petani yang berhasil!”
Beliau
mengakhiri ceritanya dengan sebuah nasihat, “Nak, Jadilah orang yang berguna
bagi orang lain apapun bidang yang kamu geluti. Tidak harus menjadi dokter
untuk membantu orang banyak. Apapun profesi kita, stay be the best!”
Lakukan semua pekerjaan dengan cinta dan hati.
BalasHapus